Alat pemadam kebakaran berdasarkan bentuk dan instalasinya terdiri atas 3 (Tiga) jenis, yaitu :

  1. Alat pemadam api yang dirakit secara tetap pada bangunan / gedung (Fixed Fire Extinguishing System).
  2. Alat pemadam api yang dirakit secara tetap pada kendaraan (Fixed Mobile Fire Appliances).
  3. Alat pemadam api yang mudah dibawa (Portable Fire Extinguisher).

 

Alat Pemadam Api Portable

Pengertian : merupakan alat pemadam api yang mudah / dapat dibawa (Dipindah), mudah untuk dibawa maksudnya adalah mudah di jinjing ataupun mudah didorong bagi yang menggunakan roda, daya pemadaman sangat terbatas sehingga fungsinya hanya sebagai pemadaman api awal saja. Penggunaan alat pemadam portable ini haruslah disesuaikan dengan klasifikasi kebakaran yang terjadi. serta penempatannya haruslah mudah dijangkau dan ditemukan. Untuk posisi penempatan alat pemadam Portable ini haruslah pada setiap 200 m persegi atau pada setiap ruang dengan kapasitas yang disesuaikan, mudah terjangkau, jarak antara lantai dan alat 1 s/d 1,25 M, mudah terlihat, jarak maksimum penempatan peralatan pemadam api portable di suatu lokasi dalam suatu bangunan dari 1 (Satu) Fire Point ke Fire Point lainnya kurang lebih 15 M, alat pemadam api Portable jenis CO2 atau jenis busa hanya dipasang pada ruangan atau bangunan yang mempunyai tingkat bahaya tertentu, ditempatkan sesuai kondisi lokasi yang membahayakan.

 

Jenis Alat Pemadam Api Portable

  1. Alat pemadam api tradisional / sederhana; merupakan alat pemadam api bukan buatan pabrik, biasanya memanfaatkan benda / barang yang dapat digunakan sebagai alat pemadam yang mudah dibawa, seperti seperti selimut api (Fire Blanket), pemukul, campuk api, ember yang diisi air, Dll.
  2. Alat pemadam api modern; merupakan alat pemadam api yang dibuat khusus oleh pabrik alat pemadam kebakaran. Alat pemadam api modern ini terbagi lagi atas beberapa jenis, yaitu :

a. Water Pressurized Type, merupakan alat pemadam api modern dengan bahan dasar pemadam air dengan tekanan udara yang dimampatkan, untuk pemampatan air yang terdapat dalam tabung dapat dilakukan dengan cara menggunakan tenaga dorong (Udara yang dimampatkan) untuk memancarkan keluarnya air (Stored Pressure Type Water Extinguisher) dan menggunakan tenaga dorong Cartridge Gas CO2 / N2 (Cartridge Operated Type Water Extinguisher). Alat pemadam api ini efektif untuk memadamkan api kelas A. Konstruksi alat ini terdiri dari tabung ukuran 2,5 Gallon dan unit penutup tabung terdiri dari tuas penekan, Handle pegangan, pin pengaman, meter penunjuk tekanan, pentil, pipa pemancar dan filter, selang pemancar dan tekanan tabung berkisar 90 s.d 125 Psi, dan bentuk pancaran padat (Solid Stream) dengan jarak pancaran lebih kurang 13 M dan Lama pancaran kurang lebih 1 menit.

 

b. Chemical Foam Type, merupakan suatu alat pemadam api dengan menggunakan busa komia sebagai bahan pemadamnya. Bahan Dasar pembentukan busa ini terdrir dari : Larutan Sodium Bicarbonate (NaHCO3) dengan volume 7,5 L ditempatkan di tabung bagian luar dan disebut dengan larutan B dan Larutan Alumunium Sulphate (A12SO4) dengan volume 1,5 L ditempatkan di tabung bagian dalam dan disebut dengan larutan A. Dari reaksi kimia larutan A dan larutan B menghasilkan gelembung CO2 dan busa pancaran yang dihasilkan terdapat dari pengembangan kedua larutan sebesar lebih kurang 7 (Tujuh) kali dengan percobaan bahwa setiap 2,5 galon larutan (A dan B) akan menghasilkan 18 galon foam. Karakteristik pancaran dari alat pemadam ini adalah pancaran yang padat (Solid Stream), Jarak pancaran 30 – 40 Feet, Lama pancaran kurang lebih 1,5 menit dan efektif untuk api kelas B.

 

c. Foam Pressurized Type (Mechanical Foam dan Air), merupakan alat pemadam portable yang menggunakan cartridge yang berisi gas N2 untuk memberikan tekanan pada tabung. Alat pemadam api Foam Pressurized type ini sangat efektif untuk memadamkan api kelas B). Isi Foam Pressurized ini terdiri atas : Foam konsentrat AFF FFFP, air, Gas N2. Karakteristik kemampuan alat ini meliputi : Pancaran kedua jenis tersebut sama (Solid Strem / padat), jarak pancaran mendatar 3 s/d 4 M, lama pancaran 30 s/d 50 Detik.

 

d. Carbon Dioxide Type (CO2), merupakan alat pemadam api portable dengan bahan dasar pemadam ialah CO2 yang bersifat mendinginkan atau menurunkan suhu bahan yang terbakar. Karakteristirk alat pemadam api Gas Co2 ditekan pada 800 – 900 Psi pada temperatur 88 derajat fahrenheit (Suhu Ruang) karena pada temperatur dibawah 88 derajat Fahrenheit suhu ruang, gas CO2 berbentuk cairan, Berat gas CO2 ini 1,5 kali berat dari udara, sifat Gas CO2 ialah tidak berwarna, tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun, dan tidak dapat terbakar. Karena pengembangan gas CO2 tergantung kepada temperatur setempat dan alat pemadam ini tidak baik digunakan memadamkan api pada ruangan tertutup / sempit dan akan berakibat berat gas akan menutup udara sehingga mengurangi unsur pembakaran pada pernafasan petugas, karena pengembangan mengikuti temperatur setempat maka suhu pada ruangan tersebut sangat tinggi akibat penjalaran panasnya api, sehingga kemungkinan ruang tersebut dapat meledak. Karena cepatnya pengembangan dari bentuk cairan menjadi gas ketika CO2 meninggalkan corong, maka 30 persen dari cairan akan menghasilkan salju padat atau es kering (Solid Snow or Dry Ice), gas yang keluar dari corong hanya sebesar kurang lebih 80 persen sedang 20 persen lainnya tertinggal pada selang pemancar, corong Dll. Jenis pancaran yang dihasilkan ialah pancaran Fog Stream dengan jarak pancaran kurang lebih 3 s/d 8 Feet, lama pancaran kurang lebih 8 s.d 10 detik dan sangat efektif digunakan untuk memadamkan api kelas C.

 

e. Dry Chemical Powder (Tepung Kimia Kering), merupakan alat pemadam api yang sangat populer dan digunakan secara luas berupa campuran berbentuk bubuk yang terdiri dari berbagai unsur atau senyawa kimia bebentuk padat atau butiran halus seperti tepung. Alat pemadam ini banyak baik untuk alat pemadam api portable, peralatan bergerak seperti mobil pemadam atau instalasi tetap. Awalnya bahan yang dikembangkan untuk menghasilkan tepung kering ini adalah Borax dan Sodium Bicarbonate yang disebut juga tepung kimia kering (Dry Chemical Powder). Bahan yang paling banyak digunakan adalah jenis Sodium Bicarbonate karena lebih efektif dari bahan pemadam api yang lain. Kemudian ditemukan bahan pemadam sejenis yang serbaguna (Multipurpose) dengan bahan dasar Monoammonium Phosphate dan berbahan dasar Potassium Bicarbonate yang dapat digunakan untuk semua kelas api. Dalam fase berikutnya dikembangkan jenis yang disebut “Super K” dengan bahan dasar Potassium Chloride dan berbahan dasar Urea Potassium bicarbonate. Dengan demikian jenis bahan dasar yang banyak digunakan untuk pemadaman yaitu : Sodium Bicarbonate, Potassium Bicarbonate, Potassium Chloride, Urea Potassium Bicarbonate, Monoammonium Phosphate. Untuk meningkatkan efektifitas dalam pemadaman dan penyimpanan ditambahkan berbagai macam bahan yang dicampurkan ke bahan dasar tepung untuk mencegah penggumpalan. Bahan tambahan yang dimaksud yaitu : Metalik Stearates, Trikalsium Fosfat, Silikon. Sifat fisik Dry Chemical Powder yang perlu mendapat perhatian antara lain :

  • Kestabilan ; Dalam temperatur normal, tepung kimia kering sangat stabil dan tidak mudah berubah bentuk. Namun demikian ada juga beberapa jenis bahan yang tidak tahan temperatur tinggi dan meleleh sehingga terjadi gumpalan. Untuk itu, suhu penyimpanan harus dijaga agar tidak terlalu tinggi atau melebihi 150 derajat Fahrenheit.
  • Toksisitas ; Unsur-unsur yang terdapat dalam tepung kimia kering tidak mengandung sifat toksik yang tinggi karena itu relatif aman digunakan. Namun demikian, karena tepung kimia kering ini merupakan partikel debu yang sangat halus, maka dapat masuk ke dalam saluran pernafasan dan menimbulkan gangguan kesehatan. Berdasarkan hasil pengujian tepung kimia kering, maka dapat diperoleh data sebagai berikut : Jenis Potassium Bicarbonate lebih efektif dibanding Sodium Bicarbonate, Jenis Monoammonium Phosphate sedikit lebih baik dibanding Sodium Bicarbonate. Sifat atau mekanisme pemadaman pada alat pemadam ini adalah :

a. Princip pemisahan (Smothering) merupakan salah satu sifat terbaik tepung kimia kering adalah kemampuan untuk menyelimuti kebakaran dengan debu yang disemburkan. Proses penyelimutan ini terjadi karena adanya gas CO2 yang dilepaskan ketika senyawa Sodium Bicarbonate mendapat panas dari api. CO2 yang terbentuk meningkatkan kemampuan untuk memadamkan api. Jika tepung kimia kering jenis serbaguna (Multipurpose) berbahan dasar Monoammonuim Phosphate disemprotkan ke api kelas A, maka akan meninggalkan bekas berupa kerak pada permukaan benda yang terbakar. kerak keras tersebut adalah Metaphosphate Acid yang terbentuk ketika senyawa Monoammonium Phosphate terkena panas dari api. kerak ini sekaligus berfungsi menutupi permukaan benda yang terbakar sehingga membatasi kontak dengan Oxigen (Efek Smothering) sehingga api dapat dipadamkan.

b. Prinsip pendinginan (Cooling) ; tepung kimia kering juga memiliki efek pendinginan walaupun tidak sebaik atau sebesar bahan mengandung air. Mekanisme pendinginan ini terbentuk dari gas CO2 yang dihasilkan dalam proses kontak dengan api.

 

  • Pemutusan rantai reaksi ; Disamping faktor tersebut diatas, bahan pemadam jenis tepung kimia kering juga mempunyai kemampuan untuk memutus mata rantai reaksi (Chain Reaction). Ketika terjadi panas akibat kebakaran, maka senyawa yang terurai dari tepung kimia kering ini akan merusak reaksi pembakaran (Segitiga Api) sehingga reaksi berantai terputus.
  • Jenis pancaran ; Pancaran yang dihasilkan adalah pancaran mengembang / mengepul. Jarak dan lamanya waktu memancar tergantung dari masing-masing tipe. Alat pemadam api ini sangat baik untuk memadamkan kebakaran roda pesawat udara (Jenis Dry Powder).

f. Halon, merupakan salah satu media pemadam yang populer, namun menjadi kontroversial. Bahan ini mirip dengan CO2, karena disimpan dalam bentuk cair dan akan berubah menjadi uap atau gas jika disemprotkan ke api. Keunggulan utama adalah memadamkan api dengan cara memutuskan rantai reaksi api. Seperti halnya dengan CO2, Halon juga tergolong media pemadam yang bersih dan daya pemadamannya sangat tinggi dibandingkan dengan media pemadam lain. Namun kelemahan Halon adalah karena mengandung senyawa Chloro Flouro Carbon (CFC) yang dianggap dapat merusak lapisan ozon di atmosfir. Halon bermacam jenis dan digunakan sebagai bahan pemadam api dalam sistem Portable dan Sistem tetap (Fixed Installation). Namun saat ini penggunaannya sudah dibatasi dan tidak diproduksi lagi dan hanya boleh dipakai karena masih tersedia dan tidak dibenarkan untuk di isi ulang. Berdasarkan KEPPRES No.23 tahun 1992 tentang Pengesahan “Vienna Convention for the Protection of the Ozone Layer” yang mengatur pengurangan secara bertahap dan penghentian pemakaian bahan bahan yang merusak ozon, maka halon juga mulai dibatasi pemakaiannya sehingga harus dicari alternatif sebagai media penggantinya.

ada beberapa alternatif media pengganti halon (Halon Replacement Agent) tetapi harus memenuhi persyaratan yang harus disesuaikan dengan 3 (Tiga) aspek, yaitu :

1). Environmental aspect (Aspek lingkungan);

2). Health and Safety Aspect (aspek kesehatan dan keselamatan kerja);

3). Fire Extinguishment Aspect (aspek teknis pemadaman api);

 

Industri pemadam kebakaran mencoba mengembangkan berbagai bahan pengganti halon dengan merk dagang berbeda. Misalnya Halotron FM200, AF 11, Dll yang aman terhadap lingkungan serta fungsi, cara penggunaan, cara pengisian dan cara perawatan sama halnya seperti gas CO2.

 

 

 

 

Bahan dan Peralatan Pemadam Kebakaran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *