A. Prioritas dalam P3K

– Urutan tindakan secara umum :

  1. Cari keterangan penyebab kecelakaan,
  2. Amankan korban dari tempat berbahaya,
  3. Perhatikan keadaan umum korban; gannguan pernafasan, pendarahan dan kesadarannya,
  4. Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia,
  5. Apabila korban sudah sadar, langsung beritahu dan perkenalkan diri Anda,

Selain itu, ada juga yang dinamakan prinsip Live Saving, artinya kita melakukan tindakan untuk menyelamatkanjiwa korban (Gawat Darurat) terlebih dahulu, baru kemudian setelah stabil disusul dengan tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang lain.

Gawat darurat adalah suatu kondisi dimana korban dalam keadaan terancam jiwanya, dan apabila tidak ditolong pada saat itu juga maka jiwanya tidak dapat terselamatkan.

 

B. Pembalutan

Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah ada sehingga mencegah maut, mengurangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta terkena infeksi.

– Kegunaan pembalutan adalah :

  1. Menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll,
  2. Melakukan tekanan,
  3. mengurangi atau mencegah pembengkakan,
  4. Membatasi pergerakan,
  5. Mengikatkan bidai,

– Macam-macam pembalutan :

1.Pembalutan segitiga atau Mitela,

Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (Mori), kelihatan tipis, lemas dan kuat. Dapat dibuat sendiri, dengan cara memotong lurus dari salah satu sudut suatu kain bujur sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90 Cm, sehingga diperoleh 2 (Dua) buah pembalut segitiga.

2. Pembalut Plester,

Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (Patah tulang, sendi paha / lutut meradang, Fiksasi (Tulang iga patah yang tidak menembus kulit),Beuton (Alat untuk merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas tertutup),

3. Pembalut Pita Gulung,

4. Pembalut Cepat,

Pembalut tersebut siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.

– Indikasi pembalutan :

Menghentikan pendarahan, melindungi bakteri / kuman pada luka, mengurangi rasa nyeri.

 

Bentuk dan anggota tubuh yang dibalut :

  1. Bundar, pada kepala,
  2. Bulat panjang tapi lonjong, artinya kecil ke ujung, besar ke pangkal, pada lengan bawah dan betis,
  3. Bulat panjang hampir sama ujung dengan pangkalnya, pada leher, badan, lengan atas, jari tangan,
  4. Tidak karuan bentuknya, pada persendian,

 

C. Pembidaian

Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (Fiksasi) tulang yang patah. Tujuannya adalah untuk menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang yang patah. Syarat pemasangan Bidai Yaitu :

  1. Bidai harus melebihi 2 (Dua) persendian yang patah,
  2. Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih,
  3. Bidai dibungkus agar empuk,
  4. Ikatan tidak boleh terlelu kencang karena akan merusak jaringan tubuh tapi jangan terlalu longgar.

Alat-alat Bidai :

  1. Papan, Bambu, dahan,
  2. Anggota badan sendiri,
  3. Karton, majalah, kain,
  4. Bantal, guling, selimut.

 

D. Pernafasan Buatan 

Sering disebut dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP), intinya adalah melakukan Oksigenasi Darurat. Dilakukan pada kecelakaan :

  1. Tersedak,
  2. Tenggelam,
  3. Tersengat arus listrik,
  4. Penderita tak sadarkan diri.
  5. Menghirup gas dan atau kurang Oksigen,
  6. Serangan jantung usia muda, henti jantung primer terjadi.

– Fase RJP :

A = Airway Control ( Peluasan Jalan Nafas),

B = Breathing Support (Ventilasi buatan dan Oksigenasi paru darurat),

C = Circulation (Pengenalan ada tidaknya denyut nadi).

 

E. Evakuasi dan Transportasi

Evakuasi adalahh kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana dilakuakan di daerah-daerah yang sulit dijangkau, dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harus melakukan evakuasi dan perawatan darurat selama perjalanan.

Cara pengangkutan korban :

1. Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau secara manual

Pada umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan korban cedera ringan, dianjurkan penbgangkatan korban maksimal 4 (Empat) orang.

2. Pengangkutan dengan alat (Tandu)

Rangkaian pemindahan korban :

  1. Persiapan,
  2. Pengangkatan korban keatas tandu,
  3. Pemberian selimut kepada korban,
  4. Tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.

Prinsip pengangkatan korban dengan tandu :

1. Pengangkatan korban,

Harus secara efektif dan efisien dengan 2 (Dua) langkah pokok; gunakan alat tubuh (Paha, bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban.

2. Sikap mengangkat.

Usahakan dalam posisi rapih dan seimbang untuk menghindari cedera.

 

3. Posisi siap angkat dan jalan

Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tinggi dari kaki, kecuali :

  • Menaik, bila tungkai tidak cedera,
  • Menurun, bila tungkai luka atau Hipotermia,
  • Mengangkut ke samping,
  • Memasukkan ke Ambulan kecuali dalam keadaan tertentu,
  • Kaki lebih tinggi dalam keadaan Shock.

 

 

Teknik Dalam P3K
Tag pada:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *